Jumat, 13 November 2015

Learners Who Are Exceptional

Learners Who Are Excepttional

Children With Disabilities
     Diperkirakan 14% dari seluruh anak berumur 3 – 21 tahun yang memiliki gangguan di Amerika Serikat menerima pendidikan khusus pada tahun ajaran 2006-2007. Ada beberapa jenis gangguan pada anak, diantaranya (a) Learning disabilities, (b) Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), (c) Mental Retardation, (d) Physical Disorder, (e) Sensory disorder, (f) Speed and language disorder, (g) Autism spectrum disorder, dan(h) Emotional and behavioral disorder.


Learning Disabilities (Gangguan Belajar)
Karakteristik dan Ciri-ciri
     Seorang anak yang memiliki gangguan belajar memiliki kesulitan dalam belajar seperti sulit untuk memahami, berbicara, atau menulis, dan kesulitan itu dapat terlihat saat mereka sedang mendengarkan, membaca, menulis, dan melafalkan huruf. Kesulitan menghitung juga termasuk kesulitan belajar.

Kesulitan membaca, menulis, dan menghitung
     Anak-anak yang paling sering ditemui dalam lingkungan akademis serta memiliki gangguan belajar, memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, ataupun menghintung. Gangguan belajar tersebut antara lain: (a) Disleksia, anak sulit dalam kemampuannya untuk membaca dan melafalkan/mengeja, (b) Dysgraphia, gangguan belajar pada anak yang memiliki kesulitan untuk menulis, (c) Dyscalculia, gangguan belajar pada anak yang memiliki kesulitan dalam berhitung.

Penyebab dan intervensi
     Penyebab dari learning disability  masih dalam perdebatan. Meskipun masih dalam perdebatan, ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya gangguan belajar, seperti pada perkembangan anak saat masih dalam kandungan yang tidak sempurna.Memberikan pengajaran dalam kurun waktu tertentu oleh guru yang berkompeten dapat membantu anak-anak yang memiliki gangguan dalam belajar.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
     ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak sehingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang cenderung berlebihan.

Karakteristik
     Gangguan ini dapat dilihat pada anak-anak yang konsisten menunjukan beberapa karakteristik berikut, seperti kurang perhatian atau sulit untuk fokus, aktivitas yang berlebihan, sikap yang impulsif.Anak bisa dikatakan memiliki gangguan ini apabila anak memiliki karakteristik tersebut dan membuat dirinya kelelahan atau lemah.

Diagnosis dan status perkembangan
     Anak yang memiliki ADHD bertambah banyak.Namun, diharapkan tidak sembarangan mendiagnosis seseorang yang memiliki gangguan ADHD.Karena, ADHD termasuk kedalam klasifikasi yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan (menurut DSM-IV) dengan kriteria yang spesifik.

Retardasi Mental (Mental Retardation)
     Sebelum tes-tes formal untuk menilai kecerdasan dibuat, kebanyakan anak dengan retardasi mental diidentifikasi dengan tidak adanya kemampuan belajar dan mengurus diri sendiri yang sesuai dengan usia mereka. Setelah tes-tes formal dibuat, anak dengan retardasi mental dapat diketahui tingkatannya dari yang ringan sampai yang paling parah.Anak dengan retardasi ringan dapat belajar di lingkungan kelas yang konvensional.Selain kemampuan masalah dalam belajar, retardasi mental juga dapat dilihat dari kurangnya kemampuan beradaptasi anak dan kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki. Retardasi mental adalah kondisi pada usia delapan belas tahun ke bawah yang melibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (di bawah 70, biasanya dalam tes kecerdasan secara individual) dan kesulitan untuk beradaptasi di kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan tipe mental retardation
     Anak dengan mental retardation dibagi menjadi beberapa klasifikasi diantaranya (a) mild, (b) moderate, (c) severe, dan (d) profound.  89% anak dengan mental retardation berada pada klasifikasi mild.Biasanya, anak dengan klasifikasi severe juga menunjukkan berbagai kelainan neurologis seperti cerebral palsy, epilepsi, kerusakan pendengaran, kerusakan pengelihatan, dan kelainan metabolik dari lahir yang memengaruhi sistem saraf pusat.

     Determinan
Faktor genetik, kerusakan otak, dan faktor lingkungan adalah kunci dari berbagai penyebab mental retardation.

Genetik
     Retardasi mental yang paling sering ditemui adalah down syndrome, yang menurun secara genetis. Anak dengan down syndrome memiliki kelebihan (ke-47) kromosom.Mereka memiliki wajah yang bulat, tengkorak yang rata, lipatan kulit ekstra pada kelopak mata, lidah yang menjulur, lengan yang pendek, dan retardasi kemampuan motorik dan mental. Tidak diketahui apa penyebab kromosom yang berlebih, namun kesehatan sel sperma dan ovum orangtua mungkin terlibat. Wanita dalam rentangan usia delapan belas sampai dua puluh tiga tahun memiliki resiko yang lebih kecil untuk melahirkan anak dengan down syndrome dibandingkan dengan wanita yang lebih muda atau lebih tua. Down syndrome muncul pada satu dari tujuh ratus kelahiran.Dengan intervensi awal dan dukungan ekstensif dari keluarga dan profesional, anak dengan down syndrome dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang normal.

Kerusakan otak dan faktor lingkungan
     Kerusakan otak dapat terjadi dari banyak pengaruh bahaya lingkungan sekitar. Infeksi pada wanita yang akan hamil, misalnya rubella, syphilis, herpes, dan AIDS, dapat menyebabkan retardasi mental pada anak. Meningitis dan encephalitis dapat menyebabkan retardasi mental pada anak ketika terjadi inflamasi di otak. Hal lain seperti hantaman di kepala, malnutrisi, keracunan, cidera kelahiran, dan alkoholisme pada wanita mengandung juga dapat menyebabkan mental retaradation.

Gangguan Fisik
     Kelainan fisik pada anak termasuk orthopedic impairments, seperti cerebral palsy, dan kelainan kejang-kejang.Banyak anak dengan kelainan fisik memerlukan pendikan khusus dan pelayanan yang berkaitan, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologis.

Orthopedic impairments
     Anak dengan orthopedic impairments memiliki keterbatasan dalam mengontrol gerak dikarenakan otot, tulang ataupun sendi yang bermasalah.Kelainan prenatal ataupun perinatal dapat menjadi penyebabnya.Cerebral palsy adalah kelainan dimana anak tidak memiliki kontrol terhadap koordinasi otot, gemetar, ataupun bicara yang tidak jelas.

Seizure disorders
     Seizure disorder atau kelainan kejang-kejang yang paling umum adalah epilepsi, sebuah kelainan neurologis  yang dikarakterisasi oleh serangan sensorimotor yang berulang ataupun konvulsi gerakan. Anak dengan kejang-kejang biasanya dirawat dengan beberapa obat anti konvulsan (obat anti kejang) yang biasanya efektif dalam mengurangi kejang-kejang namun tidak menghilangkannya.Anak dengan epilepsi tidak menunjukkan kelainan pada saat tidak sedang kejang-kejang.

Sensory Disorders
     Gangguan ini meliputi gangguan pada penglihatan (visual) dan pendengaran.Gangguan pada visual mencakup kebutuhan akan lensa yang tepat, rendahnya penglihatan, dan kebutaan. Anak yang mengalami gangguan pada telinga mungkin lahir dengan tuli atau memiliki pengalaman rendahnya dalam hal mendengar.

Gangguan Visual (Visual Impairments)
     Kategori ini mencakup anak yang memiliki penglihatan yang rendah dan mengalami kebutaan.Anak yang memiliki penglihatan yang rendah dapat membaca buku yang tulisannya besar atau buku pada umumnya dengan bantuan kaca pembesar.Duduk di barisan terdepan kelas merupakan keuntungan pada anak yang mengalami gangguan penglihatan.
  
Gangguan Pendengaran (Hearing Impairments)
    Gangguan pada pendengaran dapat membuat belajar menjadi sulit. Anak yang tuli dari lahir atau mengalami gangguan pendengaran yang signifikan dalam beberapa tahun pertama, biasanya tidak mengembangkan cara bicara dan bahasa yang normal. Terdapat dua pendekatan untuk membantu anak yang mengalami kerusakan pendengaran, yaitu: pendekatan oral dan manual. Pendekatan oral meliputi lip reading.Pendekatan manual menekankan pada aspek bahasa isyarat.

Speech and Language Disorders
    Gangguan ini meliputi gangguan pada artikulasi, suara, dan gangguan kelancaran serta gangguan bahasa (kesusahan dalam menerima informasi dan mengekspresikan bahasa).

Gangguan Artikulasi (Articulation Disorders)
    Gangguan ini memiliki masalah dalam pelafalan.Masalah dalam artikulasi dapat membuat sulitnya dalam berkomunikasi dengan teman sebaya dan guru.Sebagai hasilnya, anak menghindar dari pengajuaan pertanyaan, partisipasi dalam diskusi, atau komunikasi dengan teman sebaya.

Gangguan Suara (Voice Disorders)
     Gaya bicara yang serak, kasar, terlalu keras, nada bicara terlalu tinggi atau terlalu rendah mencerminkan voice disorders.Anak-anak dengan bibir sumbing selalu memiliki gangguan suara. Hal itu yang membuat cara bicaranya sulit dimengerti.

Gangguan Kelancaran Bicara (Fluency Disorders)
Gangguan ini bisa disebut juga dengan “gagap”.Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak terbata-bata, jeda panjang, atau adanya pengulangan.

Gangguan Bahasa (Language Disorders)
    Gangguan ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu: receptive language dan expressive language. Receptive language meliputi proses menerima dan memahami suatu bahasa. Expressive language meliputi cara menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan komunikasi dengan orang lain. Gangguan bahasa dapat menghasilkan masalah belajar yang signifikan.
   Gangguan bahasa mencakup kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan, kesulitan mengikuti perintah secara lisan, dan kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
       Gangguan bahasa spesifik (SLI) memiliki masalah dalam memahami dan menggunakan suatu kata dalam kalimat. Orangtua harus membawa kepada ahli yang menangani penyakit bahasa (language pathologist)

Autism Spectrum Disorder 
Autism Spectrum Disorder (ASD) 
     Disebut juga sebagai pervasive developmental disorder.Gangguan parah yang berlabel dari austic disorder hingga asperger syndrome.Penderita gangguan ini bisasanya mengalami masalah dengan komunikasi (baik verbal maupun non-verbal), dan repetitive disorder.

Austistic Disorder 
     Memiliki serangannya dari tiga tahun pertama dan memiliki keurangan dalam hubungan sosial, abnormal dalam komunikasi, dan pola perilku yang berulang dan terbatas.

Asperger Syndrome 
     Gangguan autis yang relatif ringan.Cukup bagus dengan bahasa verbal, gangguan ringan pada bahasa non-verbal, ketertarikan dan hubungan yang terbatas dan rutinitas yang berulang secara berkala.
     Anak dengan gangguan autisme mendapatkan manfaat dari kelas yang terstruktur, instruksi individual dan instruksi dalam kelas kecil.Pola pembelajaran melalui teknik biofeedback dan penguatan positif atau negatif dapat membantu anak-anak penderita autis belajar.

Gangguan Emosi dan Perilaku (Emotional and Behavioral Disorder)
     Terdiri dari masalah serius yang berulang, yang mempengaruhi hubungan, agresi, depresi, takut yang berasosiasi dengan personal atau sekolah, dan karakteristik sosial-emosional yang tidak pantas.

Aggressive, Out of-Control Behavior
     Anak-anak yang tergolong memiliki gangguan emosi yang parah yang berhubungan dengan sifat perusak atau berbahaya.Umumnya terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan yang berasal dari keluarga berpendapatan ekonomi kebawah daripada tengah atau keluarga berpendapatan tinggi.

Depression, Anxiety, and Fears
     Depresi adalah tipe gangguan emosi dimana seorang individual merasa tidak berdaya, percaya behwa keadaan tidak akan membaik, dan berperilaku lamban dalam jangka waktu yang lama. Umumnya dialami pada masa remaja daripada masa anak-anak dan biasanya dialami oleh kebanyakan anak perempuan.Depresi biasanya tidak disadari.
Anxiety merupakan perasaan takut yang sangat tinggi.Kekhawatiran merupakan hal umum pada anak-anak, tapi ada beberapa anak yang tidak dapat mengatasi kegelisahan secara berkepanjangan yang akhirnya mempengaruhi kemampuan belajar.

IDEA (Individuals with Disabilities  Education Act)
     Pada tahun 1991 di Amerika Pubic Law 94-142 diganti menjadi Individuals with Disabilities Education Act (IDEA).IDEA diamandemen pada tahun 1997 dan diautorisasi ulang pada tahun 2004.IDEA memandatkan pelayanan penuh bagi setiap anak dengan disability. Ini termasuk evaluasi dan eligibilitas determinasi, pendidikan yang sesuai dan individual education plan (IEP), dan pendidikan di lingkungan yang tidak menghalangi (LRE, least rectrictive environment). Anak-anak dengan disability akan dievaluasi untuk mengikuti program IDEA. Setiap sekolah dilarang untuk merencanakan program pendidikan khusus sebelumnya. Dalam kata lain, setiap sekolah harus menyiapkan pendidikan yang sesuai bagi setiap anak yang berkebutuhan khusus.
     Anak-anak haruslah dievaluasi terlebih dahulu sebelum mengikuti pendidikan yang disiapkan penyedia jasa pendidikan khusus.Namun, karena evaluasi ini membutuhkan waktu yang lama, ada banyak variasi dari intervensi di berbagai sekolah.Orangtua harus diundang dalam setiap evaluasi inni.Evaluasi dapat dilakukan tiga tahu sekali, ataupun setahun sekali.Evaluasi dapat dilakukan jika orangtua mengajukannya ataupun jika sebuah situasi mengharuskan evaluasi.Jika evaluasi menyatakan seorang anak membutuhkan pendidikan khusus, maka sekolah yang bersangkutan harus memberikannya.
     IDEA mengharuskan setiap anak memiliki IEP (Individual Education Plan), yang merupakan pernyataan tertulis yang menyatakan program yang secara khusus dibuat untuk anak berkebutuhan khusus. Secara umum, IEP haruslah (a) terhubung dengan kapasitas belajar anak, (b) dibuat secara khusus untuk memenuhi kebutuhan individual anak dan tidak hanya menjiplak apa yang ditawarkan ada anak yang lain, dan (c) dirancang untuk menyediakan keuntungan edukasional.
     IDEA juga mewajibkan orangtua ikut serta dalam mengawasi pendidikan khusus yang dijalani anaknya.Orangtua diwajibkan untuk mengikuti pertemuan-pertemuan guna membahas penempatan ataupun IEP anak, dan orangtua juga memiliki hak untuk menilai keputusan sekolah.Amandemen pada tahun 1997 melibatkan behavioral support dan functional behavioral assessment.
     Positive behavioral support berfokus pada aplikasi positif yang perlu sesuai budaya  dari intervensi behavioral untuk mengubah perilaku anak. Functional behavioral assessment melibatkan apa yang menentukan konsekuensi (tujuan apa dari sebuah perilaku), antecedent (apa yang menyebabkan perilaku), setting events (situasi yang menyebabkan suatu perilaku). Aspek yang paling  penting dari reautorisasi IDEA pada tahun 2004 adalah keputusan untuk menerapkannya secara bersamaan dengan legislasi pemerintah No Child Left Behind (NCLB), yang dirancang untuk meningkatkan pencapaian eduasional tiap anak termasuk yang memiliki disability. Penerapa secara bersamaan ini juga berarti tiap anak dengan disability haruslah memiliki pencapaian yang sama dengan anak yang normal dengan mengikuti tes yang memiliki standar yang sama.

Least Restrictive Enviorment (LRE)
     Setting pembelajaran kelas bagi anak yang memiliki keterbatasan yang sedemikian sama seperti kelas pada umumnya. Mendidik anak yang memiliki keterbatasan memerlukan waktu perhatian penuh.Anak dengan keterbatasan atau gangguan berbicara dapat belajar di kelas yang biasa, sedangkan anak-anak dengan gangguan pendengaran atau pengelihatan perlu belajar dikelas yang berbeda, bahkan di sekolah yang berbeda.
     Selama  dua dekade, collaborative teaming dianjurkan untuk mengajar anak dengan keterbatasan. Menghasilkan keuntungan untuk anak-anak dan meningkatkan sikap dan perilaku untuk guru.

Technology
     Ada dua macam teknologi yang digunakan dalam mendidik anak-anak dengan kekurangan.
  • Instrumental technology termasuk variasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dipadukan dengan metode inovasi pangajaran untuk mengakomodasi keperluan pelajar dialam kelas.
  • Assistive technology mangandung berbagai macam servis dan alat untuk membantu anak dengan keterbatasan dengan lingkungannya.


Anak Berbakat
     Memiliki tingkat inteligensi di atas rata-rata (IQ=130 atau >130) dan memiliki keunggulan dalam beberapa bidang, seperti seni, musik, atau matematika. Pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan lima bidang keberbakatan: intelektual, akademik, kreatif, visual dan seni pertunjukan, dan kepemimpinan.

Karakteristik
     Ellen Winner (dalam Santrock, 2011) mendeskripsikan tiga kriteria anak berbakat, yaitu:
  • Dewasa sebelum waktunya (precocity)
     Anak berbakat adalah anak yang dewasa sebelum waktunya jika diberi kesempatan untuk menggunakan bakat atau talenta mereka.Mereka menguasai suatu bidang lebih awal dibanding dengan temannya yang tidak berbakat.
  • Belajar menurut kemauan mereka sendiri
     Anak berbakat cara belajarnya berbeda dengan anak lainnya.
  •  Memiliki hasrat untuk menguasai
     Anak yang berbakat tertarik untuk memahami bidang yang menjadi kemampuannya.Mereka tidak membutuhkan dorongan dari orangtua.Mereka memiliki motivasi internal.
     Selain ketiga karakteristik anak berbakat di atas, area keempat adalah mereka unggul dalam memproses informasi. Peneliti menemukan bahwa anak gifted belajar lebih cepat, memproses informasi lebih cepat, menggunakan penalaran yang baik, menggunakan strategi yang baik dan memantau pemahaman mereka dengan baik dibandingkan dengan anak yang nongifted.

Nature-Nurture
Seorang yang gifted kemungkinan melibatkan keduanya. Individu yang berbakat memiliki tanda-tanda kemampuan yang tinggi pada bidang tertentu.

Perubahan Perkembangan dan Bidang Spesifik Bakat
     Dalam studi Terman, banyak anak yang berbakat berhasil berprestasi di masa dewasa, tetapi sebagian besar tidak.Salah satu alasan bahwa beberapa anak tidak menjadi orang dewasa yang berbakat adalah dorongan dari orangtua yang terlalu keras.Sebagai hasilnya, mereka kehilangan motivasi internal.

Mendidik anak berbakat
Menurut Hertzog dalam (Santrock, 2011) terdapat 4 program untuk anak gifted:
  •     Kelas khusus
     Kelas khusus selama masa sekolah dinamakan “pullout”. Beberapa kelas khusus diadakan setelah sekolah, pada hari Sabtu, atau musim summer
  •  Akselerasi dan pengayaan di kelas
  •  Mentor dan program latihan
  •  Kerja/studi dan/atau program layanan masyarakat. 

Dibuat Oleh : Ilham, Andre, Marcelia, Vienchenzia, Ridho, dan Peiter.
Daftar Pustaka
     Santrock, J. W. (2011). Educational psychology (5thed.). New York, NY: McGraw Hill.

Tidak ada komentar:

 

Design By:
SkinCorner