Learners Who Are Excepttional
Children With
Disabilities
Diperkirakan
14% dari seluruh anak berumur 3 – 21 tahun yang memiliki gangguan di Amerika
Serikat menerima pendidikan khusus pada tahun ajaran 2006-2007. Ada beberapa
jenis gangguan pada anak, diantaranya (a) Learning
disabilities, (b) Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD), (c) Mental
Retardation, (d) Physical Disorder,
(e) Sensory disorder, (f) Speed and language disorder, (g) Autism spectrum disorder, dan(h) Emotional and behavioral disorder.
Learning
Disabilities (Gangguan Belajar)
Karakteristik dan Ciri-ciri
Seorang
anak yang memiliki gangguan belajar memiliki kesulitan dalam belajar seperti
sulit untuk memahami, berbicara, atau menulis, dan kesulitan itu dapat terlihat
saat mereka sedang mendengarkan, membaca, menulis, dan melafalkan huruf.
Kesulitan menghitung juga termasuk kesulitan belajar.
Kesulitan membaca, menulis, dan
menghitung
Anak-anak
yang paling sering ditemui dalam lingkungan akademis serta memiliki gangguan
belajar, memiliki kesulitan untuk membaca, menulis, ataupun menghintung.
Gangguan belajar tersebut antara lain: (a) Disleksia,
anak sulit dalam kemampuannya untuk membaca dan melafalkan/mengeja, (b) Dysgraphia,
gangguan belajar pada anak yang memiliki kesulitan untuk menulis, (c) Dyscalculia,
gangguan belajar pada anak yang memiliki kesulitan dalam berhitung.
Penyebab dan intervensi
Penyebab
dari learning disability masih dalam perdebatan. Meskipun masih dalam
perdebatan, ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya gangguan belajar,
seperti pada perkembangan anak saat masih dalam kandungan yang tidak sempurna.Memberikan
pengajaran dalam kurun waktu tertentu oleh guru yang berkompeten dapat membantu
anak-anak yang memiliki gangguan dalam belajar.
Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD
adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak sehingga
menyebabkan aktivitas anak-anak yang cenderung berlebihan.
Karakteristik
Gangguan
ini dapat dilihat pada anak-anak yang konsisten menunjukan beberapa
karakteristik berikut, seperti kurang perhatian atau sulit untuk fokus,
aktivitas yang berlebihan, sikap yang impulsif.Anak bisa dikatakan memiliki
gangguan ini apabila anak memiliki karakteristik tersebut dan membuat dirinya
kelelahan atau lemah.
Diagnosis dan status perkembangan
Anak
yang memiliki ADHD bertambah banyak.Namun, diharapkan tidak sembarangan
mendiagnosis seseorang yang memiliki gangguan ADHD.Karena, ADHD termasuk
kedalam klasifikasi yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan (menurut DSM-IV)
dengan kriteria yang spesifik.
Retardasi Mental (Mental
Retardation)
Sebelum
tes-tes formal untuk menilai kecerdasan dibuat, kebanyakan anak dengan
retardasi mental diidentifikasi dengan tidak adanya kemampuan belajar dan
mengurus diri sendiri yang sesuai dengan usia mereka. Setelah tes-tes formal
dibuat, anak dengan retardasi mental dapat diketahui tingkatannya dari yang
ringan sampai yang paling parah.Anak dengan retardasi ringan dapat belajar di
lingkungan kelas yang konvensional.Selain kemampuan masalah dalam belajar,
retardasi mental juga dapat dilihat dari kurangnya kemampuan beradaptasi anak
dan kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki. Retardasi mental adalah kondisi
pada usia delapan belas tahun ke bawah yang melibatkan rendahnya tingkat
kecerdasan (di bawah 70, biasanya dalam tes kecerdasan secara individual) dan
kesulitan untuk beradaptasi di kehidupan sehari-hari.
Klasifikasi
dan tipe mental retardation
Anak
dengan mental retardation dibagi menjadi beberapa klasifikasi diantaranya (a) mild, (b) moderate, (c) severe,
dan (d) profound. 89% anak dengan mental retardation berada
pada klasifikasi mild.Biasanya, anak
dengan klasifikasi severe juga menunjukkan berbagai kelainan neurologis seperti
cerebral palsy, epilepsi, kerusakan
pendengaran, kerusakan pengelihatan, dan kelainan metabolik dari lahir yang memengaruhi
sistem saraf pusat.
Determinan
Faktor
genetik, kerusakan otak, dan faktor lingkungan adalah kunci dari berbagai
penyebab mental retardation.
Genetik
Retardasi
mental yang paling sering ditemui adalah down
syndrome, yang menurun secara genetis. Anak dengan down syndrome memiliki kelebihan (ke-47) kromosom.Mereka memiliki
wajah yang bulat, tengkorak yang rata, lipatan kulit ekstra pada kelopak mata,
lidah yang menjulur, lengan yang pendek, dan retardasi kemampuan motorik dan
mental. Tidak diketahui apa penyebab kromosom yang berlebih, namun kesehatan
sel sperma dan ovum orangtua mungkin terlibat. Wanita dalam rentangan usia
delapan belas sampai dua puluh tiga tahun memiliki resiko yang lebih kecil
untuk melahirkan anak dengan down syndrome dibandingkan dengan wanita yang
lebih muda atau lebih tua. Down syndrome muncul
pada satu dari tujuh ratus kelahiran.Dengan intervensi awal dan dukungan ekstensif
dari keluarga dan profesional, anak dengan down
syndrome dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang normal.
Kerusakan
otak dan faktor lingkungan
Kerusakan
otak dapat terjadi dari banyak pengaruh bahaya lingkungan sekitar. Infeksi pada
wanita yang akan hamil, misalnya rubella, syphilis, herpes, dan AIDS, dapat
menyebabkan retardasi mental pada anak. Meningitis dan encephalitis dapat
menyebabkan retardasi mental pada anak ketika terjadi inflamasi di otak. Hal
lain seperti hantaman di kepala, malnutrisi, keracunan, cidera kelahiran, dan
alkoholisme pada wanita mengandung juga dapat menyebabkan mental retaradation.
Gangguan Fisik
Kelainan
fisik pada anak termasuk orthopedic impairments, seperti cerebral palsy, dan
kelainan kejang-kejang.Banyak anak dengan kelainan fisik memerlukan pendikan
khusus dan pelayanan yang berkaitan, seperti transportasi, terapi fisik,
pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologis.
Orthopedic
impairments
Anak
dengan orthopedic impairments
memiliki keterbatasan dalam mengontrol gerak dikarenakan otot, tulang ataupun
sendi yang bermasalah.Kelainan prenatal ataupun perinatal dapat menjadi
penyebabnya.Cerebral palsy adalah
kelainan dimana anak tidak memiliki kontrol terhadap koordinasi otot, gemetar,
ataupun bicara yang tidak jelas.
Seizure
disorders
Seizure disorder atau kelainan
kejang-kejang yang paling umum adalah epilepsi, sebuah kelainan neurologis yang dikarakterisasi oleh serangan
sensorimotor yang berulang ataupun konvulsi gerakan. Anak dengan kejang-kejang
biasanya dirawat dengan beberapa obat anti konvulsan (obat anti kejang) yang
biasanya efektif dalam mengurangi kejang-kejang namun tidak
menghilangkannya.Anak dengan epilepsi tidak menunjukkan kelainan pada saat
tidak sedang kejang-kejang.
Sensory
Disorders
Gangguan
ini meliputi gangguan pada penglihatan (visual)
dan pendengaran.Gangguan pada visual mencakup
kebutuhan akan lensa yang tepat, rendahnya penglihatan, dan kebutaan. Anak yang
mengalami gangguan pada telinga mungkin lahir dengan tuli atau memiliki
pengalaman rendahnya dalam hal mendengar.
Gangguan Visual (Visual Impairments)
Kategori
ini mencakup anak yang memiliki penglihatan yang rendah dan mengalami
kebutaan.Anak yang memiliki penglihatan yang rendah dapat membaca buku yang
tulisannya besar atau buku pada umumnya dengan bantuan kaca pembesar.Duduk di
barisan terdepan kelas merupakan keuntungan pada anak yang mengalami gangguan
penglihatan.
Gangguan Pendengaran (Hearing Impairments)
Gangguan
pada pendengaran dapat membuat belajar menjadi sulit. Anak yang tuli dari lahir
atau mengalami gangguan pendengaran yang signifikan dalam beberapa tahun
pertama, biasanya tidak mengembangkan cara bicara dan bahasa yang normal.
Terdapat dua pendekatan untuk membantu anak yang mengalami kerusakan
pendengaran, yaitu: pendekatan oral dan manual. Pendekatan oral meliputi lip reading.Pendekatan manual menekankan
pada aspek bahasa isyarat.
Speech and Language
Disorders
Gangguan
ini meliputi gangguan pada artikulasi, suara, dan gangguan kelancaran serta
gangguan bahasa (kesusahan dalam menerima informasi dan mengekspresikan
bahasa).
Gangguan Artikulasi (Articulation Disorders)
Gangguan
ini memiliki masalah dalam pelafalan.Masalah dalam artikulasi dapat membuat sulitnya
dalam berkomunikasi dengan teman sebaya dan guru.Sebagai hasilnya, anak
menghindar dari pengajuaan pertanyaan, partisipasi dalam diskusi, atau
komunikasi dengan teman sebaya.
Gangguan Suara (Voice Disorders)
Gaya
bicara yang serak, kasar, terlalu keras, nada bicara terlalu tinggi atau
terlalu rendah mencerminkan voice
disorders.Anak-anak dengan bibir sumbing selalu memiliki gangguan suara.
Hal itu yang membuat cara bicaranya sulit dimengerti.
Gangguan Kelancaran Bicara
(Fluency Disorders)
Gangguan
ini bisa disebut juga dengan “gagap”.Kondisi ini terjadi ketika ucapan anak
terbata-bata, jeda panjang, atau adanya pengulangan.
Gangguan Bahasa (Language Disorders)
Gangguan
ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu: receptive
language dan expressive language.
Receptive language meliputi proses menerima dan memahami suatu bahasa. Expressive language meliputi cara
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pikiran dan komunikasi dengan orang
lain. Gangguan bahasa dapat menghasilkan masalah belajar yang signifikan.
Gangguan
bahasa mencakup kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang
diharapkan, kesulitan mengikuti perintah secara lisan, dan kesulitan mengikuti
percakapan, terutama ketika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks.
Gangguan
bahasa spesifik (SLI) memiliki masalah dalam memahami dan menggunakan suatu
kata dalam kalimat. Orangtua harus membawa kepada ahli yang menangani penyakit
bahasa (language pathologist)
Autism Spectrum Disorder
Autism
Spectrum Disorder (ASD)
Disebut juga sebagai pervasive developmental disorder.Gangguan
parah yang berlabel dari austic disorder hingga
asperger syndrome.Penderita gangguan
ini bisasanya mengalami masalah dengan komunikasi (baik verbal maupun
non-verbal), dan repetitive disorder.
Austistic
Disorder
Memiliki serangannya dari tiga tahun pertama dan memiliki keurangan dalam
hubungan sosial, abnormal dalam komunikasi, dan pola perilku yang berulang dan
terbatas.
Asperger
Syndrome
Gangguan autis yang relatif ringan.Cukup bagus dengan bahasa verbal, gangguan
ringan pada bahasa non-verbal, ketertarikan dan hubungan yang terbatas dan
rutinitas yang berulang secara berkala.
Anak
dengan gangguan autisme mendapatkan manfaat dari kelas yang terstruktur,
instruksi individual dan instruksi dalam kelas kecil.Pola pembelajaran melalui
teknik biofeedback dan penguatan
positif atau negatif dapat membantu anak-anak penderita autis belajar.
Gangguan Emosi dan Perilaku (Emotional and Behavioral Disorder)
Terdiri
dari masalah serius yang berulang, yang mempengaruhi hubungan, agresi, depresi,
takut yang berasosiasi dengan personal atau sekolah, dan karakteristik
sosial-emosional yang tidak pantas.
Aggressive,
Out of-Control Behavior
Anak-anak
yang tergolong memiliki gangguan emosi yang parah yang berhubungan dengan sifat
perusak atau berbahaya.Umumnya terjadi pada anak laki-laki daripada anak
perempuan yang berasal dari keluarga berpendapatan ekonomi kebawah daripada
tengah atau keluarga berpendapatan tinggi.
Depression,
Anxiety, and Fears
Depresi adalah tipe gangguan emosi dimana
seorang individual merasa tidak berdaya, percaya behwa keadaan tidak akan
membaik, dan berperilaku lamban dalam jangka waktu yang lama. Umumnya dialami
pada masa remaja daripada masa anak-anak dan biasanya dialami oleh kebanyakan
anak perempuan.Depresi biasanya tidak disadari.
Anxiety merupakan perasaan takut yang sangat
tinggi.Kekhawatiran merupakan hal umum pada anak-anak, tapi ada beberapa anak
yang tidak dapat mengatasi kegelisahan
secara berkepanjangan yang akhirnya mempengaruhi kemampuan belajar.
IDEA
(Individuals with Disabilities Education
Act)
Pada tahun 1991 di Amerika Pubic Law 94-142
diganti menjadi Individuals with Disabilities Education Act (IDEA).IDEA
diamandemen pada tahun 1997 dan diautorisasi ulang pada tahun 2004.IDEA
memandatkan pelayanan penuh bagi setiap anak dengan disability. Ini termasuk
evaluasi dan eligibilitas determinasi, pendidikan yang sesuai dan individual
education plan (IEP), dan pendidikan di lingkungan yang tidak menghalangi (LRE,
least rectrictive environment). Anak-anak dengan disability akan dievaluasi
untuk mengikuti program IDEA. Setiap sekolah dilarang untuk merencanakan
program pendidikan khusus sebelumnya. Dalam kata lain, setiap sekolah harus
menyiapkan pendidikan yang sesuai bagi setiap anak yang berkebutuhan khusus.
Anak-anak haruslah dievaluasi terlebih dahulu
sebelum mengikuti pendidikan yang disiapkan penyedia jasa pendidikan
khusus.Namun, karena evaluasi ini membutuhkan waktu yang lama, ada banyak variasi
dari intervensi di berbagai sekolah.Orangtua harus diundang dalam setiap
evaluasi inni.Evaluasi dapat dilakukan tiga tahu sekali, ataupun setahun
sekali.Evaluasi dapat dilakukan jika orangtua mengajukannya ataupun jika sebuah
situasi mengharuskan evaluasi.Jika evaluasi menyatakan seorang anak membutuhkan
pendidikan khusus, maka sekolah yang bersangkutan harus memberikannya.
IDEA mengharuskan setiap anak memiliki IEP
(Individual Education Plan), yang merupakan pernyataan tertulis yang menyatakan
program yang secara khusus dibuat untuk anak berkebutuhan khusus. Secara umum,
IEP haruslah (a) terhubung dengan kapasitas belajar anak, (b) dibuat secara
khusus untuk memenuhi kebutuhan individual anak dan tidak hanya menjiplak apa
yang ditawarkan ada anak yang lain, dan (c) dirancang untuk menyediakan
keuntungan edukasional.
IDEA juga mewajibkan orangtua ikut serta
dalam mengawasi pendidikan khusus yang dijalani anaknya.Orangtua diwajibkan
untuk mengikuti pertemuan-pertemuan guna membahas penempatan ataupun IEP anak,
dan orangtua juga memiliki hak untuk menilai keputusan sekolah.Amandemen pada
tahun 1997 melibatkan behavioral support dan functional behavioral assessment.
Positive behavioral support berfokus pada aplikasi positif yang perlu sesuai budaya dari intervensi behavioral untuk mengubah
perilaku anak. Functional behavioral
assessment melibatkan apa yang menentukan konsekuensi (tujuan apa dari
sebuah perilaku), antecedent (apa
yang menyebabkan perilaku), setting
events (situasi yang menyebabkan suatu perilaku). Aspek yang paling penting dari reautorisasi IDEA pada tahun
2004 adalah keputusan untuk menerapkannya secara bersamaan dengan legislasi
pemerintah No Child Left Behind (NCLB), yang dirancang untuk meningkatkan
pencapaian eduasional tiap anak termasuk yang memiliki disability. Penerapa
secara bersamaan ini juga berarti tiap anak dengan disability haruslah memiliki
pencapaian yang sama dengan anak yang normal dengan mengikuti tes yang memiliki
standar yang sama.
Least Restrictive Enviorment (LRE)
Setting pembelajaran kelas bagi anak yang
memiliki keterbatasan yang sedemikian sama seperti kelas pada umumnya. Mendidik
anak yang memiliki keterbatasan memerlukan waktu perhatian penuh.Anak dengan
keterbatasan atau gangguan berbicara dapat belajar di kelas yang biasa,
sedangkan anak-anak dengan gangguan pendengaran atau pengelihatan perlu belajar
dikelas yang berbeda, bahkan di sekolah yang berbeda.
Selama dua dekade, collaborative teaming dianjurkan untuk mengajar anak dengan
keterbatasan. Menghasilkan keuntungan untuk anak-anak dan meningkatkan sikap
dan perilaku untuk guru.
Technology
Ada
dua macam teknologi yang digunakan dalam mendidik anak-anak dengan kekurangan.
- Instrumental technology termasuk variasi perangkat keras dan perangkat lunak yang dipadukan dengan metode inovasi pangajaran untuk mengakomodasi keperluan pelajar dialam kelas.
- Assistive technology mangandung berbagai macam servis dan alat untuk membantu anak dengan keterbatasan dengan lingkungannya.
Anak Berbakat
Memiliki
tingkat inteligensi di atas rata-rata (IQ=130 atau >130) dan memiliki
keunggulan dalam beberapa bidang, seperti seni, musik, atau matematika.
Pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan lima bidang keberbakatan: intelektual,
akademik, kreatif, visual dan seni pertunjukan, dan kepemimpinan.
Karakteristik
Ellen
Winner (dalam Santrock, 2011) mendeskripsikan tiga kriteria anak berbakat,
yaitu:
- Dewasa sebelum waktunya (precocity)
- Belajar menurut kemauan mereka sendiri
- Memiliki hasrat untuk menguasai
Selain
ketiga karakteristik anak berbakat di atas, area keempat adalah mereka unggul
dalam memproses informasi. Peneliti menemukan bahwa anak gifted belajar lebih cepat, memproses informasi lebih cepat,
menggunakan penalaran yang baik, menggunakan strategi yang baik dan memantau
pemahaman mereka dengan baik dibandingkan dengan anak yang nongifted.
Nature-Nurture
Seorang
yang gifted kemungkinan melibatkan
keduanya. Individu yang berbakat memiliki tanda-tanda kemampuan yang tinggi
pada bidang tertentu.
Perubahan Perkembangan dan
Bidang Spesifik Bakat
Dalam
studi Terman, banyak anak yang berbakat berhasil berprestasi di masa dewasa,
tetapi sebagian besar tidak.Salah satu alasan bahwa beberapa anak tidak menjadi
orang dewasa yang berbakat adalah dorongan dari orangtua yang terlalu
keras.Sebagai hasilnya, mereka kehilangan motivasi internal.
Mendidik anak berbakat
Menurut
Hertzog dalam (Santrock, 2011) terdapat 4 program untuk anak gifted:
- Kelas khusus
- Akselerasi dan pengayaan di kelas
- Mentor dan program latihan
- Kerja/studi dan/atau program layanan masyarakat.
Dibuat Oleh : Ilham, Andre, Marcelia, Vienchenzia, Ridho, dan Peiter.
Daftar
Pustaka
Santrock,
J. W. (2011). Educational psychology
(5thed.). New York, NY: McGraw Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar