Filsafat
Pembagian Filsafat
Pada
awalnya filsafat mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Kemudian menjadi semakin
rasional dan sistematis. Pengetahuan manusia semakin luas, banyak dan semakin
khusus. Karena banyaknya masalah pada filsafat, maka dilakukannya pembagian
sesuai dengan kelompoknya yang disebut sebagai cabang filsafat.
Tokoh-Tokoh yang
Berjasa Membuat Pembagian Filsafat
• Aristoteles : Filsafat Spektulatif/Teoretis, praktika,
produktif. Analitika dan Dialektika masuk dalam metode dasar bagi pengembangan
filsafat.
• Christian Wolff (1679-1754): Logika, Ontologi, Kosmologi,
Psikologi, Teologi Naturalis, Etika.
• Will Durant (The Story of Philosophy, 1926): Logika,
Estetika, Etika, Politika, Metafisika.
• Eerste Nederlandse Systematich Ingerichte
Encyclopaedie-ENSIE: Metafisika, Logika, Epistemologi, Filsafat Ilmu, Fils.
Naturalis, Fils. Kultural, Fils. Sejarah, Estetika, Etika, Fils. Manusia.
• The World University Encyclopedia: Sejarah filsafat,
Metafi sika, Epistemologi, Logika, Etika, Estetika.
Pembagian Cabang
Filsafat Secara Umum
1. Epistemologi: Filsafat ilmu pengetahuan
2. Metafisika: Ontologi, Kosmologi, Teologi metafisik,
Antropologi
3. Logika: Ilmu berpikir kritis
4. Etika: Filsafat tingkah laku
5. Estetika: Filsafat keindahan
6. Aksiologi: Filsafat Nilai
7. Filsafat Khusus berbagai disiplin ilmu: Fils. Pendidikan,
Fils. Agama, Fils. Hukum, Fils. Ekonomi, dll.
Etimologis :
episteme (pengetahuan), logos (kata, pikiran, percakapan, ilmu). Jadi
Epistomologi adalah kata, pikiran, percakapan tentang pengetahuan atau ilmu
pengetahuan. Persoalan yang dibahas adalah tentang sumber, asal mula, sifat
dasar, batas, jangkauan, dsb.
Jenis Pengetahuan
• Pengetahuan memiliki subjek, yakni yang mengetahui, dan
objek yaitu sesuatu yang kita ketahui.
• Pengetahuan berhubungan erat dengan kebenaran, karena demi
kebenaran pengetahuan eksis. Memang sulit mencapai seluruh kebenaran.
Tiga Jenis
Pengetahuan
• Pengetahuan biasa : kebenarannya perlu diuji kembali.
• Pengetahuan ilmiah : diperoleh melalui metode ilmiah dan dapat
dijamin kepastian kebenarannya.
• Pengetahuan filsafati : pemikiran resional yang didasarkan
pada pemahaman dan pemikiran logis, analitis dan sistematis.
Sumber-sumber Pengetahuan
·
Plato, Desscartes, Spinoza, Leibniz : akal budi
atau rasio.
·
Bacon, Hobbes, Locke : pengalaman inderawi. Seluruh
ide, konsep manusia berasal dari pengalaman, dan bersifat aposteriori.
o
John Locke : ide
manusia berasal dari sensasi, refleksi terhadap ide sensatif itu.
·
Immanuel Kant :
Walau ide dan konsep apriori, ia bisa diaplikasikan bila ada pengalaman.
Adakah Pengetahuan yang
Benar dan Pasti??
Telah banyak filsuf berusaha menjawabnya:
- · Penganut skeptisisme: segala sesuatu dapat saja disangsikan kebenarannya. Pegangannya ungkapan Sokrates: “Apa yang saya ketahui ialah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa”.
- · Phyrro (365-275SM), pencipta skeptisisme sistematis pertama: Kita harus senantiasa menyangsikan segala sesuatu, krn tidak ada yang benar-benar dpt diketahui dg pasti.
- · J. Wilkins (1614-1672) dan J. Glanvill (1636-1680): membedakan pengetahuan tertentu yang sempurna dan pengetahuan tertentu yang sudah pasti.
- o Tak seorg pun manusia dapat meraih pengetahuan sempurna krn kemampuan manusia telah cacat.
- · David Hume (1711-1776): serang dasar pengetahuan empiris. Tidak ada generalisasi pengalaman yang dpt dibenarkan scr rasional. Generalisasi induktif bukan suatu proses berpikir, tapi sekedar berharap.
- · Thomas Reid (1710-1796) : Menyanggah presuposisi sentral Hume yang mengatakan bahwa kepercayaan kita yang sangat mendasar harus dibenarkan oleh argumen rasional falsafati. Bukti rasional falsafati yang dikehendaki Hume sesungguhnya tidak pantas dan tidak tepat, krn argumen rasional falsafati akan terus menerus memerlukan argumen rasional falsafati tak terbatas.
- · Albert Camus (1913-1960) : Manusia berusaha menakar makna dari sesuatu yang pada hakekatnya tak bermakna. Baginya, tidak ada makna, tidak ada pengetahuan yang benar secara objektif
Kesahihan Pengetahuan
- · David Hume (1711-1776) : serang dasar pengetahuan empiris. Tidak ada generalisasi pengalaman yang dapat dibenarkan secara rasional. Generalisasi induktif bukan suatu proses berpikir, tapi sekedar berharap.
- · Thomas Reid (1710-1796) : Menyanggah presuposisi sentral Hume yang mengatakan bahwa kepercayaan kita yang sangat mendasar harus dibenarkan oleh argumen rasional falsafati. Bukti rasional falsafati yang dikehendaki Hume sesungguhnya tidak pantas dan tidak tepat, krn argumen rasional falsafati akan terus menerus memerlukan argumen rasional falsafati tak terbatas.
- · Albert Camus (1913-1960) : Manusia berusaha menakar makna dari sesuatu yang pada hakekatnya tak bermakna. Baginya, tidak ada makna, tidak ada pengetahuan yang benar secara objektif
Beberapa Teori
Kesahihan Pengetahuan:
- Teori kesahihan koherensi : proposisi diakui sahih bila ia
memiliki hubungan dengan gagasan proposisi sebelumnya yang sahih.
-Teori kesahihan korespondensi : pengetahuan sahih, bila
proposisi bersesuaian dengan realitas, punya kaitan erat dengan kepastian
inderawi. Jadi indera menjadi tolak ukur sebuah pengetahuan.
- Teori kesahihan pragmatis : pengetahuan sahih bila
proposisi punya kegunaan bagi yang memiliki pengetahuan.
- Teori kesahihan logikal : memiliki term berbeda, tapi
berisi informasi sama dan tak perlu dibuktikan lagi. Sesuatu yang mutlak atau
umum diketahui.
Metafisika
Etimologis: meta ta physika
Berasal
dari bahasa Yunani yang berarti setelah fisika. Pertama kali digunakan sebagai
judul atas buku Aristitoteles. Tapi, bukan Aristoteles sendiri yang memberi
nama metafisika, Aristoteles sendiri memilih memberi nama “First Philosophy”.
Macam arti Metafisika
:
- · upaya mengkarakterisasi realitas sebagai keseluruhan.
- · usaha menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas
- · (umum) pembahasan falsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada.
-Pembagian metafisika: Metafisika umum (ontologi) dan
metafisika khusus yg meliputi: kosmologi, teologi metafisik, fils. Antropolog.
Metafisika umum
(ontologi)
Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dengan
cara memisahkan eksistensi dari penampilann eksistensi itu.
Tiga teori ontologis:
- · Dealisme: ada sesungguhnya berada di dunia ide, yang tampak nyata dalam alam indrawi hanyalah bayangan dari yang sesungguhnya.
o
Tokohnya :
§
Berkeley (1685-1753): satu-satunya realitas
sesungguhnya ialah aku subjektif spiritual.
§
I. Kant (1724-1804): objek pengalaman ialah yg
ada dalam ruang dan waktu, penampilan dr yang tak punya eksistensi dan
independen di luar pemikiran kita.
§
Hegel (1770-1831): segala sesuatu yang ada
adalah satu bentuk dr satu pikiran.
- · Materialisme: menolak hal yg tak kelihatan. Ada yang sesungguhnya adalah yg keberadaannya semata-mata material. Realitas ialah alam kebendaan.
o
Leukippos
dan Demokritos (460-370sM): realitas bukan hanya satu tapi banyak unsur yg tak
dpt dibagi (atom).
o
Hobbes (1588-1679): seluruh realitas ialah
materi yg tak bergantung pada pikiran kita.
o
L.A.Feuerbach (1804-1872): material adalah
realitas sesungguhnya, manusia bagian dari alam meteri itu.
- Dualisme: tipe fundamental substansi adalah materi (secara fisis) dan mental (tidak kelihatan secara fisis). Harus dibedakan dengan monisme dan pluralisme (teori tentang jumlah substansi).
Metafisika khusus
(teologi metafisik)
Kosmologi : (kosmos=dunia/ketertiban, logos=kata, ilmu)
percakapan tentang alam/ketertiban paling fundamental dari seluruh realitas.
·
Teologi metafisik :
dikenal dengan theodicea yang membahas kepercayaan pada Allah di tengah
realitas kejahatan yang merajalela di dunia. Membahas
eksistensi Allah lepas dari kepercayaan agama. Beberapa tokoh Anselmus,
Descartes, Thomas Aquinas, I.Kant membuktikan Allah ada dengan bukti rasional
sbb:
o
argumen ontologis: semua manusia punya ide ttg
Allah. Realitas lebih sempurna dari ide. Tuhan pasti ada dan realitas adanya
pasti lebih sempurna dari ide manusia ttg Tuhan.
o
Argumen kosmologis : sebab-akibat. Dunia
(kosmos) adalah akibat. Penyebab adanya dunia ialah Tuhan.
o
Argumen teleologis : Segala sesuatu ada
tujuannya. Seluruh realitas tidak terjadi dengan sendirinya. Pengatur tujuan
adalah Tuhan.
o
Argumen moral : Manusia bermoral karena dpt
membedakan yang baik dan buruk. Dasar dan sumber moralitas adalah Allah.
·
Filsafat Stoa : panteistis – segala sesuatu
dijadikan oleh kekuatan ilahi/kekuatan alam. Spinoza melihat segala sesuatu
yang ada adalah Allah. Skeptisisme sebaliknya meragukan adanya Allah.
·
David Hume: Tidak ada bukti yang benar-benar
sahih yang membuktikan Allah ada. Hume menolak Allah dan kebenaran agama.
·
Feuerbach: religi tercipta oleh hakekat manusia
sendiri, yakni egoisme.
·
L. Feuerbach: religi tercipta oleh hakikat
manusia sendiri. Allah adalah gambaran keinginan manusia. Allah tak lain dari
apa yang diinginkan manusia.
·
F. Nietzche: Konsep Allah dalam agama kristen adalah
buruk, karena Allah dianggap sebagai Allah yang lemah. Ia berkesimpulan Allah
itu sudah mati.
·
Sigmund Freund: tiga fungsi Allah yang utama,
yaitu a) penguasa alam, b) agama menddamaikan manusia dengan nasibnya yg
mengerikan, c) Allah menjaga agar ketentuan/peraturan budaya dilaksanakan.
Based on : materi kuliah
Based on : materi kuliah
3 komentar:
semangat pasti bisa dan sukses tugasnya :)
blognya udah bagus kok 88 ya nilainya
Blog ini sangat bagus untuk dibaca dan sangat mudah untuk dimengerti, semua tertera secara detail dan rinci , menurut saya ini sangat membantu dalam studi yang sedang saya jalani sekarang .. terima kasih admin :)
Posting Komentar