Kesesatan Pemikiran
(Fallacia)
Kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.
Klasifikasi :
- Kesesatan formal : pelanggaran terhadap kaidah logika, misalnya : Semua penodong berwajah seram. Semua pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah penodong.
- Kesesatan informal : menyangkut kesesatan dalam bahasa. Misalnya : kesesatan diksi.
- Amfiboli : sesat karena struktur kalimat bercabang.
- Kesesatan aksen/prosodi: sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan.
- Kesesatan bentuk pembicaraan:sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Misal : Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri.
- Kesesatan aksiden : yang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki. Misal : Sawo matang adalah warna. Orang Indonesia itu sawo matang. Maka, Orang Indonesia itu adalah warna.
- Kesesatan karena alasan yang salah: Konklusi ditarik dari premis yang tak relevan
Kesesatan Presumsi
- Generalisasi tergesa-gesa : Orang Batak pandai menyanyi.
- Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
- Anallogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan peliharaan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
- Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka karena ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab karena ia merdeka.
- Deduksi cacat : Barang siapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
- Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral
Menghindari Persoalan
- Argumentum ad hominem : Jangan percaya omongannya karena ia mantan narapidana.
- Argumentum ad populum : Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
- Argumentum ad misericordiam : Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.
- Argumentum ad baculum : Karena beda pendapat, suka meneror orang lain.
- Argumentum ad auctorittatem : Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
- Argumentum ad ignorantiam : Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
- Argumen utk keuntungan seseorang : Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan istri.
- Non causa pro causa : Orang sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sbg penyebabnya.
Kesesatan Retoris
- Eufemisme/disfemisme : Pembangkang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangai maka disebut anggota pemberontak.
- Penjelasan retori k : Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal.
- Stereotipe : Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
- Innuendo : Sy tdk mengatakan makanan tidak enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
- Loading question : Apakah Anda masih tetap merokok?
- Weaseler : Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
- Downplay : Jangan anggap serius omongannya karena dia hanya buruh bangunan.
- Lelucon/sindiran:
- Hiperbola : membesarbesarkan.
- Pengandaian bukti : studi menunjukkan.
- Dilema semu : Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi sirup.
Silogisme
suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis2) disimpulkan suatu putusan yang baru. Prinsip: bila premis benar, maka simpulannya benar.
Note : Tentukan lebih dulu simpulan. Ciri-cirinya lewat kata-kata: karena itu, maka dari situ, dll. Bila kesimpulan sudah dirumuskan, tentukan alasannya
Silogisme kategoris : Arti: silogisme yang premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Silogisme kategoris tunggal: mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.• Bentuk-bentuk silogisme kategoris tunggal : (1) M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor. Aturan: premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum
Silogisme kategoris majmuk : Arti: bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dari tiga premis.
Jenis-jenisnya :
Jenis-jenisnya :
- Epicherema : silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.
- Enthymema : silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Salah satu premis/simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yang disingkat.
- Polisilogisme : deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.
- Sorites : silogisme yang premisnya lebih dari dua. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain sedemikian, sehingga predikat dari putusan yang satu jadi subjek putusan berikutnya.
Hukum Silogisme Kategoris
Silogisme tidak boleh mengandung lebih atau kurang dari tiga term (S, M, P). Kurang dari tiga berarti tidak ada silogisme. Lebih dari tiga term artinya tidak ada perbandingan. Ketiga term tetap sama artinya.
Based on : materi kuliah
2 komentar:
Bermanaat bagi kita buat tetap berpikir sehat jangan sampai salan berpikir yang tidak sehat.
Blog enak dibaca karena telah diberi poin-poin. Good job dan terus semangat! 93 of 100 from me :)
Posting Komentar