Critical Thinking
Belajar tentang pemikiran yang jelas dan tidak. Didefinisikan sebagai proses disiplin secara intelektual yang aktif dan kemampuan pengonsepan, penerapan, analisis dan evaluasi informasi yang didapatkan dari observasi, pengalaman, refleksi, renungan atau komunikasi sebagai pengarah untuk percaya dan melakukan sesuatu.
Karakteristik Berpikir Kritis
- Rasional, Reasonable dan Reflektif
- Berdasarkan alasan-alasan dan bukti. Jadi, kita tidak dapat memasukkan keinginan pribadi. Sebagai pemikir yang kritis, kesimpulan tidak dapat begitu saja diutarakan. butuh waktu, data, fakta dan pikiran akan permasalahan.
- Memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu.
- Menginterpretasikan dan mengevaluasi argumen dalam rangka menegakkan kesimpulan atas suatu perspektif baru.
- Melibatkan Skepticism yang Sehat dan Konstruktif
- Tidak menerima atau menolak ide-ide, kecuali karena mengerti hal tersebut.
- Mengikuti yang masuk akal dan bekerja untuk memperbaiki yang tidak masuk akal.
- Otonomi
- Tidak mudah dimanipulasi
- Berpikir sendiri, bukan mengikuti grup.
- Kreatif
- Pemikiran yang orisinil. Kemampuan menggabungkan ide dan konsep.
- Adil
- Tidak berpihak (netral)
- Dapat Dipercaya dan Dilakukan
- Memutuskan tindakan yang akan dilakukan
- Membuat observasi yang dapat dipercaya
- Membuat kesimpulan secara tepat.
- Mengatasi masalah dan mengevaluasi kebijakan, tuntutan dan tindakan
Sebagai Psikolog, pemikiran kritis dalam kognitif akan dipraktekkan dalam
- Analisa
- Aplikasi standar
- Diskriminasi
- Pencarian informasi
- Pembuatan alasan logis
- Prediksi
- Transformasi pengetahuan
5 Model Berpikir Kritis
T : Total Recall = Kemampuan untuk mengakses pengetahuan yang disimpan dalam pikiran
H : Habits = Sesuatu yang dilakukan secara berulang
I : Inquiry = cara berpikir primer untuk menegakkan suatu kesimpulan
N : New Ideas and Creativity = Think out of the box
K : Knowing how you think = Berpikir tentang bagaimana seseorang berpikir.
Subyektivisme dan Obyektivisme
Subyektivisme
Tentang bagaimana orang dapat keluar dari pikirannya sendiri dan mengetahui dunia obyektif di luar diri dan gagasan tentang obyek sesuai dengan obyeknya itu sendiri dan bukan ilusi kita sendiri.
- Dipahami sebagai keyakinan yang dianut subyek
- Pendukung pandangan ini adalah:
- Aristoteles, Plato, Rene Descartes
- Kaum Solipsisme (solo ipse)
- Kaum Realisme Epistemologis
- Kaum Idealisme Epistemologis
Ciri-cirinya :
- Menggagas pengetahuan sbg suatu keadaan mental yang khusus (semacam kepercayaan yang istimewa),misalnya sejarah, kepercayaan2 yg lain, dst.
- Pengalaman subyektif (kokoh terjamin) sbg titik tolak pengetahuan dari data inderawi (intuisi) diri sendiri.
- Prinsip subyektif tentang alasan cukup, karena pengalamanan bersifat personal, benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan langsung dari diri subyek.
- Skeptisisme meragukan kemungkinan bahwa manusia bisa mengetahui sesuatu karena tidak ada bukti yang cukup bahwa manusia benar-benar tahu tentang sesuatu. Hal ini ditentang Descartes yang lebih kearah subyektivisme. Sebagai seorang rasionalis, Descartes berpendapat bahwa pikiran adalah satu-satunya sumber pengetahuan. Indera dapat memberikan pengetahuan tentang dunia fisik yang dapat dipercayai. Karena indera sendiri dapat diandalkan, berdasarkan keyakinan Tuhan yang menciptakan indera pada manusia yang tidak mungkin menipu.
- Dalam kenyataan hidup diri sebagai subyek yang bukan hanya berfungsi sebagai penahu (knower), tetapi juga sebagai pelaku (agen) tidak bisa mengandaikan adanya “yang lain” baik sebagai obyek pengetahuan dan kegiatannya maupun sebagai sesama subyek dalam dialog.
Obyektivisme
Diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dipahami, tidak tergantung pada orang yang memahami.Tolak ukurnya adalah obyek itu sendiri.
Pandangan dasar obyektivisme :
Diartikan sebagai pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dipahami, tidak tergantung pada orang yang memahami.Tolak ukurnya adalah obyek itu sendiri.
Pandangan dasar obyektivisme :
- Kebenaran itu independen terlepas dari pandang subjektif.
- Kebenaran itu datang dari bukti faktual.
- Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.
Pengetahuan dalam pengertian obyektivisme :
- Sepenuhnya independen
- Terlepas dari keyakinan seseorang atau kecenderungan untuk menyetujuinya
- Pengertian obyektivis adalah pengetahuan tanpa orang
Untuk mempercayai kebenaran kesaksian inderawi, beberapa syarat harus dipenuhi :
a. Obyek harus sesuai dengan jenis indera kita.
b. Organ indera harus normal dan sehat. Misalnya buta, tuli, atau buta warna.
c. Karena obyek ditangkap melalui medium, maka medium itu harus ada.
Obyek khusus dan obyek umum.
- Obyek khusus merupakan data yang ditangkap hanya oleh satu indera. Misalnya, warna, suara, bau.
- Obyek umum merupakan data yang dapat ditangkap oleh lebih dari satu indera. Misalnya keluasan dan gerakan yang dapat dilhat dan diraba atau oleh indera lainnya.
Based on : materi kuliah
5 komentar:
ayo Vienchen semangat untuk kerjain tugas berikutnya, pasti bisa selesai tepet waktu kok asal kamu tidak membuang-buang waktu untuk kerjainnya :D
Bagus bagus artikelnya. Nambah wawasan juga. Thx vienchen
chenchen isinya lengkap 88 nilainya
lengkap ni ringkasannya.... gw kasih 87
Terus semangaat yakk vienchenn kk dukung luu hehe skorr 93
Posting Komentar